Option Health Mr. Hendes

Option Health Mr. Hendes

Senin, 13 Mei 2019

Asuhan Keperawatan Miopi

Mei 13, 2019 0
Kelainan refraksi.
Refraksi adalah keadaan bayangan tidak tegas tidak dibentuk pada retina. Secara umum terjadi ketidakseimbangan sistem penglihatan pada mata sehingga menghasilkan bayangan yang kabur.

Sinar tidak dibiaskan tepat pada retina, tetapi dapat di depan atau I belakang retina dan tidak terletak pada satu titik fokus.

Kalainan refraksi dapat diakibatkan terjadinya kelainan kelengkungan kornea dan lensa, perubahan indeks bias, dan kelainan panjang sumbu bola mata.

Kelainan refraksi terdiri dari :
1. Miopi
2. Hipermetropi
3. Astigmatisma

Miopia
Miopia disebut rabun jauh karena berkurangnya kemampuan melihat jauh tapi dapat melihat dekat dengan lebiih baik.

Miopia terjadi jika kornea (terlalu cembung) dan lensa (kecembungan kuat) berkekuatan lebih atau bola mata terlalu panjang sehingga titik fokus sinar yang dibiaskan akan terletak didepan retina.

1. Pengertian miopia
Menurut Ilyas, 2003
Mata disebut sebagai mata pelihat dekat, ini disebabkan susunan lensa terlalu kuat membiaskan sinar atau karena bola mata terlalu lonjong.
Menurut Guyton, 2000
Mata miopia disebut pelihat dekat penderita miopia dapat melihat benda dekat dengan sangat jelas, sedangkan untuk benda yang terletak jauh tidak difokuskan.
Menurut Syafa, 2010
Mata adalah suatu kelainan refraksi di mana cahaya peralet yang memasuki mata secara keseluruhan dibawa menuju focus didepan retina.
Miopia, yang umumnya disebut sebagai kabur jauh/ terang dekat.
Menurut Yayan A. Israr, 2010
Miopi adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk kemata jatuh di depan retina pada mata yang istirahat (tanpa akomodasi) gambaran kelainan pemokusanan cahaya didepan retina.

2. Penyebab miopia
Penyebab miopia belum diketahui secara pasti, ada beberapa keadaan yang dapat menyebabkan timbulnya seperti:

  • alergi, gangguan endokrin, 
  • kekurangan makanan, 
  • herediter, 
  • kerja dekat yang berlebihan dan 
  • kekurangan zat kimia (kurang kalsium dan kekurangan vitamin A).
Menurut ilyas ada beberapa faktor penyebab Miopi diantaranya:
  1. Bola mata panjang pada posterior anterior axialis;
  2. Lensa membesar pada katarak stadium II;
  3. Cornea lebih cembung dari pada normal disebut miopia carvatur; dan
  4. Pada penderita DM dimana corpus vitreus mengandung kadar gula tinggi.
3. Klasifikasi miopi
Miopi dibagi berdasarkan beberapa karakteristik sebagai berikut:
Menurut jenis kelainannya, Vaughan membagi miopia menjadi:
  1. Miopi aksial, dimana diameter antero-posterior dari bola mata lebih panjang dari pada panjang dari normal;
  2. Miopi kurvartu,yaitu adanya peningkatan curvature kornea atau lensa; dan
  3. Miopi indeks, terjadi peningkatan indeks biasa pada cairan mata.
Menurut perjalan penyakitnya miopi dibagi atas:
  1. Miopi stasioner yaitu yang menetap setelah dewasa;
  2. Miopi progeresif, yaitu miopi yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata;
  3. Miopi maligna, yaitu keadaan yang lebih berat dari miopi progeresif, yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan (Ilyas, 2005).
Berdasarkan sifat
1. Miopi simplex.
Sering dijumpai pada umur muda dan bersifat menetap dan tidak menimbulkan kelainan pada fundus.
2. Miopi progressive.
Minus terus bertambah sehingga bisa terjadi gangguan pada choroid disebur juga miopi degenerasi, tidak bisa mencapai 6/6.
3. Miopi maligna.
Lebih cepat choroid miopi degeneration.

Miopi berdasarkan berat ringan

  1. Miopi ringan;
  2. Sangat ringan, apabila dapat dikoreksi dengan kaca mata 0.25 s/d 1.0D;
  3. Ringan, apabila dapat dikoreksi dengan kaca mata -1 s/d -3 D;
  4. Miopi sedang dapat dikoreksi dengan kaca mata -3 s/d -6;
  5. Miopi tinggi dapat dikoreksi dengan kaca mata -6 s/d -10 D; dan
  6. Miopi berat dapat dapat dikoreksi dengan kacamata > -10 D
4. Tanda dan Gejala Miopia
Pasien miopi mempunyai Pangtum Remotum (titik terjauh yang masih dilihat jelas) yang dekat sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi.

Ilyas 2003 mengatakan, bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan telihat juling ke dalam atau esotropia.

Etiologi
1. aksial :
  • Aksis memanjang
2. Refraktif :
  • Kelainan lensa, misalnya bisa lensa cembung pada katarak;
  • Cairam mata meningkat; dan
  • Kelainan cornea, misal keratotonus.
Gambaran klinik
1. Subyektif
  • Bila melihat dekat jelas, tapi melihat jauh kabur;
  • Bila miopia cukup tinggi, penderita harus membaca dekat sekali yang menyebabkan astheno vergens; dan
  • Pada miopi aksial, korpus vitreus mencair, dan mengalami degenerasi (Vitrous foatus) sehingga penderita terkadang melihat bintik-bintik/ titik-titik.
2. Obyektif
  • CO A dalam;
  • Pupil midriasis;
  • Retina harus mengisi ruang yang lebih luas, sehingga atropi, dan koroid menjadi lebih jelas pada funduskopi dengan gambaran kulit seperti kulit macan.
Gejala miopi terbagi menjadi dua yaitu :
Gejala Subjektif :
  1. Akibat sinar dari suatu objek jauh difokuskan di depan retina, maka penderita miopia hanya dapat melihat jelas pada waktu melihat dekat, sedangkan pengglihatan jauh akan kabur;
  2. Keluhan astenopia, seperti sakit kepala yang dengan sedikit koreksi dari miopinya dapat disembuhkan;
  3. Kecendrungan penderita untuk menyipitkan mata waktu melihat jauh untuk mendapatkan efek “pinhole” agar dapat melihat dengan lebih jelas; dan
  4. Penderita miopia biasanya suka membaca dekat, sebab mudah melakukannya tanpa usaha (Slone, 1979).
Gejala objektif :
Miopi Simplex
  1. Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang relatif lebar. Kadang-kadang bola mata ditemukan agak menonjol.
  2. Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau dapat disertai kresen miopi yang ringan disekitar papil saraf optik.
Miopi Patologi
Gambaran pada segmen anterior serupa dengan miopi simple.

Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kalainan-kelainan pada:
  1. Korpus vitreum;
  2. Papiler saraf optic;
  3. Makula;
  4. Retina terutama pada bagian temporal; dan
  5. Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina.
Penatalaksanaan
Berikan lensa spheris negatif (-) terkecil, yang memberikan visus terbaik.

1. Hipermetropi
Yaitu sinar sejajar tanpa akomodasi akan dibias ke belakang retina

Etiologi
1. Sebab Aksial
  • Mata terlalu kecil sehingga sumbu mata pendek; dan
  • Mata normal, tapi retina terlepas.
2. Sebab Refraktif
  • Sebab pada kornea (keratitis, lekoma)
  • Sebab pada lensa (Katarak afhakia)
  • Sebab pada cairan mata
Gambaran Klinik
Secara subyektif mata terasa lelah, karena penderita hipermetropi harus berakomodasi terus menerus, supaya penglihatan jelas. (Asthenopia Accomodative)
Gejala lainnya :
  • Ngantuk, pegal, pusing, sakit kepala.
Penatalaksanaan
Dengan lensa sferis positif (+) terbesar, yang memberikan penglihatan terbaik tanpa akomodasi

2. Astigmatisma
Bila sinar sejajar tidak dibias pada satu titik, tapi dibias pada banyak titik, dan tidak terletak pada satu aksis/ tidak teratur, maka disebut astigmatismus ireguler.

Bila tiap bidang mempunyai titik tepi sendiri, tapi semua terletak pada aksis, disebut astigmatismus reguler.

Etiologi
  1. Kelainan Kornea, superfisialis/ profunda
  2. Kelainan lensa.
Penatalaksanaan
  1. Kelainan kornea Superfisialis diatasi dengan lensa kontak;
  2. Kelainan kornea Profunda  hanya diatasi dengan mengganti tebalnya kornea dengan suatu kornea yang jernih (Keratoplastik perforata); dan
  3. Kelainan lensa diatasi dengan ekstraksi lentis.

Pengobatan Miopia
Pengobatan miopi terdapat beberapa cara, yaitu:

Kacamata
Pada pasien miopi ini diperlukan lensa kaca mata baca tambahan atau lensa eddisi untuk membaca dekat yang berkuatan tetentu.

Pengobatan pasien dengan dengan miopi adalah memberikan kaca mata sferis negative terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal 33 cm.

Bila pasien dikoreksi dengan – 3.0 D memberika tajam penglihatan 6/6, dan demikian memberikan istirahat mata dengan baik sesudah dikoreksi (Ilyas, 2003).

Lensa kontak
pengobatan biasanya ditolong dengan kacamata rangkap dan harus melakukan terapi dengan cara menggunakan lensa eddisi untuk membaca dekat.

Untuk jarak baca 33 cm, bila jarak berubah maka pemberian lensa juga berubah.

Pada umur 40 tahun lensa masih dapat mengembang, tetapi sangat menurun.

Pada umur 60 tahun, lensa menjadi sclerosic semua. Jadi pemberian lensa addisi tergantung pada pada jarak baca dan umur pederita.

Bifokus adalah kacamata yang digunakan untuk mengatasi presbiopia.

Kacamata ini memeliki 2 lensa, yaitu untuk membaca dipasang dibawah dan untuk melihat jarak jauh dipasang diatas.

Jika pelihat jarak jauh masih baik, bisa digunakan kacamata untuk baca yang dijual bebas.

Bedah Keratorefraktif
Bedah keratorefraktif mencakup serangkai metode untuk mengubah kelengkungan permukaan anterior bola mata diantaranya adalah keratomi radial, keratomileusis keratofikia, epiakerarfikia.

Cara Meningkatkan Kesehatan Mata
Periksa mata setiap 12 bulan
Masalah penglihatan yang tidak ditangani akan berkembang semakin parah, dan memakai lensa kontak atau kacamata yang tidak lagi cocok untuk anda dapat menyebabkan masalah penglihatan.

Di musim panas pakailah kacamata hitam
Sinar ultra violet dapat membuat kerusakan serius pada mata. Kacamata yang baik dapat mencengah hal ini. Ketika membeli kacamata, pastikan yang dapat memantulkan paling tidak 98% radiasi ultra violet.

Makanlah nutrisi yang baik untuk anda dan mata anda
Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa vitamin dan kelompok antioksida dan dapat mencegah, atau paling tidak memperlambat degerasi macula dan pertumbuhan katarak.

Nutrisi yang baik bagi tubuh juga baik untuk mata.

Jika anda membaca atau berkerja menggunakan computer, pastikan cahayanya tepat
Bekerja dengan cahaya minim dapat menyebabkan kelelahan mata, tapi cahaya yang terlalu terang juga tidak baik.

Arah cahaya terbaik jika bekerja menggunakan computer adalah dari lampu meja bercahaya lembut dari arah samping.

Kurangi tingkat terang (brightness) monitor. Warna memang jadi tak terlalau tajam, tapi mata akan jadi lebih nyaman.

Istirahatkan mata anda
Hampir semua orang merasakan mata mereka jadi tidak nyaman setalah duduk seharian di depan layar computer.

Hal ini disebabkan mata jadi kering. Satu hal yang bisa dilakukan adalah menutup mata Anda dan menghitung sampai 5 sebelum membukanya kembali.

Hal lainnya adalah berpaling dari layar monitor dan focus pada sebuah objek yang jauh, sesering mungkin.

Cari lensa kontak dengan kualitas baik
Tidak semua lensa kontak sama. Ada yang aman untuk mata Anda, dan ada juga yang berisiko merusak mata. Untuk melihat referensi tentang lensa kontak.

Jika memakai lensa kontak, rawatlah dengan baik
Lensa kontak tindakalah begitu meropotkan, tapi anda juga takdapat mengbaikan kebersihannya.

Setiapa kali akan atau melepasakan lensa kontak anda, bilaslah.

Anda juga harus mengganti caiarannya, ketika anda menaruh ditempatnya waktu anda tidur dimalam hari.

Pakailah lensa kontak sesuai jadwal yang disarankan
Ada orang yang berbuat hemat dengan memakai lensa kontak lebih lama daripada yang dimaksudkan. Ini bukanlah hal yang baik.

Meskipun kualitas lensanya tidak akan berkurang, tumpukan protein dapat menghaburkan penglihtan anda.

Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah, semangkin lama anda memakai lensa kontak anda, semangkin tinggi resiko mata anda terkena infeksi (Kesehatan Mata, 2009).
☆☆☆☆☆
ASUHAN KEPERAWATAN KELAINAN REFRAKSI
(MIOPIA)
1. Pengkajian
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan pandangannya kabur pada jarak jauh dan jelas pada jarak dekat
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke RS dengan keluhan pandangan kabur pada jarak jauh dan jelas pada jarak dekat, klien mengatakan padangan kabur setiap saat.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan, sebelumnya belum pernah mengalami hal seperti ini.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
klien mengatakan ibu klien mengalami hal yang sama seperti yang dialami klien.
e. Riwayat Kebiasaan
lien mengatakan sering membaca buku dengan jarak yang sangat dekat dan dalam keadaan tidak terlalu terang.

2. Pemeriksaan Diagnostik
Kartu snellen mesin telebinokuler (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan):
Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea lensa aquous atau vitreus humor, kesalahan refraksi atau penyakit syaraf atau penglihatan keretina atau jalan optik.

3. Diagnosa
Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d gangguan penerimaan: gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.

4. Interfensi
Koreksi mata miopi dengan memakai lensa minus atau ngatif ukuran teringan yang sesuai untuk mengurangi kekuatan daya pembiasan di dalam mata.
Tujuan:
Bayang jatuh tepat pada retina agar penglihatan tampak jelas.

5. Implementasi
Dilakukan pada satu mata secara bergantian, biasanya dimulai dari mata kanan lalu mata kiri. Dilakukan setelah tajam penglihatan dilakukan dan diketahui terdapat kelainan refraksi.

Caranya adalah :
  1. Pasien duduk dengan jarak 6 meter dari karti snellen;
  2. Satu mata ditutup, dengan mata yang terbuka pasien diminta membaca dari baris terkecil yang masih bisa terbaca.
  3. Pada mata yang terbuka letakkan lensa negatif (-) 0,50 untuk menghilangkan akomodasi pada saat pemeriksaan.
6. Evaluasi
Subjektif 
Klien mengatakan bisa melihat jelas dengan memakai lensa negatif skala 0,50.
Objektif
Klien membaca buku dengan jarak yang pas (30 cm)
☆☆☆☆☆
DAFTAR PUSTAKA

Proses Pemeriksaan Ketajaman Visus (Penglihatan) Mata [Autorefractometer]

Mei 13, 2019 0
Saat ini sudah ada alat khusus yang dapat mengukur ketajaman visus atau penglihatan mata Anda secara langsung. Alat yang disebut sebagai autorefractometer ini sudah banyak tersedia di berbagai klinik mata serta toko optik. Namun, pemeriksaan ketajaman visus mata secara tradisional tidak boleh sampai dilupakan. Bagaimana, sih, prosedur pemeriksaan ketajaman visus mata secara tradisional?

Pemeriksaan mata dengan kartu Snellen (Snellen chart)
Pemeriksaan ketajaman visus mata umumnya dilakukan dengan bantuan kartu Snellen atau Snellen chart.

Kartu ini dikembangkan oleh seorang dokter spesialis mata dari Belanda, Herman Snellen, pada tahun 1860an.

Ada banyak variasi dari kartu Snellen ini.

Namun, secara umum ada sebelas baris huruf kapital yang berisi beberapa macam huruf. Semakin ke bawah ukuran tulisan akan semakin kecil.
Arti angka pada kartu Snellen
Mungkin Anda pernah bertanya-tanya apa maksud dari angka-angka yang ada pada setiap baris kartu Snellen.

Angka tersebut memiliki arti khusus.

Jadi, setiap baris dilengkapi dengan angka yang merupakan jarak (biasanya dalam satuan kaki) di mana mata orang normal dan sehat dapat membaca huruf pada baris tersebut.

Misalnya kalau ada angka 20/ 200 di samping barisan huruf pertama.

Angka pertama, yaitu 20, mewakili jarak antara Anda dengan kartu Snellen tersebut.

Biasanya jarak Anda dengan kartu Snellen memang 20 kaki atau 6 meter jauhnya.

Sedangkan angka kedua, yaitu 200, mewakili jarak di mana mata Anda masih mampu membaca huruf pada barisan tersebut dengan jelas. Angka 200 berarti 200 kaki atau 60 meter.

Penilaian visus mata
Ketajaman visus mata normal manusia yaitu 20/20 atau dalam satuan meter 6/6.

Ini berarti dalam jarak 20 kaki atau 6 meter, mata Anda masih cukup tajam untuk melihat tulisan yang memang normalnya dapat terbaca dari jarak tersebut. 

Akan tetapi, jika visus mata Anda adalah 20/40, berarti mata Anda dengan jarak 20 kaki atau 6 meter hanya mampu membaca huruf yang cukup besar yang dapat dibaca pada jarak 40 kaki atau 12 meter.

Prosedur pemeriksaan visus mata dengan kartu Snellen
Sekarang Anda sudah memahami mengenai dasar dari ketajaman visus.

Nah, berikut ini adalah pembahasan mengenai prosedur pemeriksaan mata dengan kartu Snellen.

  1. Pastikan ruangan mendapat cahaya yang cukup terang.
  2. Anda akan diminta untuk duduk atau berdiri dengan jarak 6 meter dari kartu Snellen.
  3. Tutup salah satu mata Anda dengan menggunakan tangan. Apabila tersedia, Anda mungkin akan dipakaikan kacamata khusus dengan penutup mata.
  4. Periksakan mata kiri dan kanan secara terpisah. Mata dengan pandangan yang lebih buram akan dites terlebih dulu.
  5. Mulailah membaca mulai dari baris paling atas ke bawah, hingga Anda tidak mampu lagi membaca huruf pada baris tersebut. Bacalah dengan suara lantang dan jelas.
Jika hasil pemeriksaan tidak mencapai barisan huruf 20/20 atau 6/6, maka prosedur akan diulang dengan menggunakan kacamata pinhole.

Apabila dengan pinhole visus mengalami perbaikan, maka gangguan penglihatan bisa disebabkan oleh kelainan refraksi seperti rabun jauh (miopi).

Ulangi prosedur ini untuk mata berikutnya.

Cara lain untuk memeriksa visus mata
Biasanya dengan menggunakan kartu Snellen sudah cukup untuk menilai ketajaman visus atau penglihatan seseorang.

Namun, pada kasus tertentu di mana Anda sama sekali tidak mampu membaca huruf yang terlalu buram, maka pemeriksa atau dokter mata akan menggunakan tangan.

Pertama, Anda akan diminta untuk menghitung jumlah jari pemeriksa dari jarak satu sampai enam meter.

Apabila Anda tidak dapat menghitungnya, pemeriksa akan menggerakkan tangannya.

Kalau masih belum bisa melihat dengan jelas, pemeriksa akan menggunakan lampu atau penerangan.

Jumat, 25 Januari 2019

Asuhan Keperawatan Pada Presbiopia (Rabun Dekat)

Januari 25, 2019 0
Disusun Oleh:
Dama Novantono, A.Md. Kep.
DEFINISI MATA
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya.

Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap.

Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.
PENGERTIAN
Presbiopia adalah kondisi di mana mata menunjukkan kemampuan yang makin lama makin berkurang untuk melihat benda dekat dengan jelas karena penuaan.

ETIOLOGI
Presbiopia dapat terjadi karena kelemahan otot akomodasi atau lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sclerosis lensa.
(Istiqamah, 2004)
Mekanisme nyata dari presbiopia tidak diketahui kepastiannya, bukti penelitian lebih kuat mendukung berkurangnya elastisitas dari crystalline lens, walaupun perubahan pada kelengkungan lensa dari pertumbuhan yang terus-menerus,dan berkurangnya kekuatan dari cilliary muscles (otot yang membelokkan dan meluruskan lensa) juga didalilkan sebagai sebab.

PATOFISIOLOGI
Cahaya masuk ke mata dan dibelokkan (refraksi) ketika melalui kornea dan struktur-struktur lain dari mata (kornea, humor aqueus, lensa, humor vitreus) yang mempunyai kepadatan berbeda-beda untuk difokuskan di retina.

Mata mengatur (akomodasi) sedemikian rupa ketika melihat objek yang jaraknya bervariasi dengan menipiskan dan menebalkan lensa. Penglihatan dekat memerlukan kontraksi dari cilliary body, yang bisa memendekkan jarak antara kedua sisi cilliary body yang diikuti relaksasi ligament pada lensa. Lensa menjadi lebih cembung agar cahaya dapat terfokuskan pada retina.
(Long, 1996)

Pada mata presbiopia yang dapat terjadi karena kelemahan otot akomodasi atau lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya, menyebabkan kurang bisa mengubah bentuk lensa untuk memfokuskan mata saat melihat. Akibat gangguan tersebut bayangan jatuh di belakang retina. Karena daya akomodasi berkurang, maka titik dekat mata makin menjauh.
(Istiqamah, 2004)

Akomodasi suatu proses aktif yang memerlukan usaha otot, sehingga dapat lelah. Jelas musculus cilliary salah satu otot yang terlazim digunakan dalam tubuh.

Derajat kelengkungan lens yang dapat ditingkatkan jelas terbatas dan sinar cahaya dari suatu objek yang sangat dekat individu tak dapat dibawa ke suatu focus di atas retina, bahkan dengan usaha terbesar. Titik terdekat dengan mata, tempat suatu objek dapat dibawa ke focus jelas dengan akomodasi dinamai titik dekat penglihatan. Titik dekat berkurang selama hidup, mula-mula pelan-pelan dan kemudian secara cepat dengan bertambanya usia, dari sekitar 9 cm pada usia 10 tahun sampai sekitar 83 cm pada usia 60 tahun. Pengurangan ini terutama karena peningkatan kekerasan lens, dengan akibat kehilangan akomodasi karena penurunan terus-menerus dalam derajat kelengkungan lens yang dapat ditingkatkan. Dengan berlalunya waktu, individu normal mencapai usia 40-45 tahun, biasanya kehilangan akomodasi, telah cukup menyulitkan individu membaca dan pekerjaan dekat.
(Ganong, 1995)

MANIFESTASI KLINIS
Karena daya akomodasi berkurang, maka titik dekat mata makin menjauh dan pada awalnya klien akan kesulitan membaca dekat. Dalam upaya untuk membaca lebih jelas, maka klien cenderung menegakkan punggungnya atau menjauhkan objek yang dibacanya sehingga mencapai titik dekat klien, dengan demikian objek dapat dibaca lebih jelas. Klien akan memberikan keluhan setelah membaca mata lelah, berair dan sering merasa pedas.
(Istiqamah, 2004)

Gejala umumnya adalah sukar melihat pada jarak dekat yang biasanya terdapat pada usia 40 tahun, di mana pada usia ini amplitudo akomodasi pada klien hanya menghasilkan titik dekat sebesar 25 cm. Pada jarak ini seseorang emetropia yang berusia 40 tahun dengan jarak baca 25 cm akan menggunakan akomodasi maksimal sehingga menjadi cepat lelah, membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca, dan memerlukan sinar yang lebih terang.
(Masjoer, dkk 2001)

Ketika individu menjadi presbiopiamereka mendapati perlu memegang buku ,majalah, surat kabar, daftar menu dan bahan bacaan lain agak jauh agar focus dengan sebaik-baiknya. Ketika mereka melakukan pekerjaan dekat,seperti menyulam atau menulis tangan, mereka mungkin merasa sakit kepala atau kelelahan mata, atau maerasa letih.

Gejala pertama kebanyakan orang presbiopia adalah:

  1. Kesulitan membaca huruf cetak yang halus, terutama sekali dalam kondisi cahaya redup; 
  2. Kelelahan mata ketika membaca dalam waktu yang lama; dan
  3. Kabur pada jarak dekat atau pandangan dikaburkan sebentar ketika mengalihkan di antara jarak pandang. 

Banyak penderita presbiopia telah lanjut mengeluh lengan mereka dirasa menjadi too short untuk memegang bahan bacaan pada jarak yang nyaman.

PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Tajam Penglihatan
Dilakukan di kamar yang tidak terlalu terang dengan Kartu Snellen.
Cara Melakukan Pemeriksaan
  1. Pasien duduk dengan jarak 6 m dari kartu snellen dengan satu mata ditutup;
  2. Pasien diminta membaca huruf yang tertulis di kartu, mulai dari baris paling atas ke bawah, dan ditentukan baris terakhir yang masih dapat dibaca seluruhnya dengan benar;
  3. Bila pasien tidak dapat membaca baris paling atas (terbesar), maka dilakukan uji hitung jari dari jarak 6 m;
  4. Jika pasien tidak dapat menghitung jari pada jarak 6 m, maka jarak dapat dikurangi satu meter, sampai maksimal jarak penguji dengan pasien satu meter;
  5. Jika pasien tidak dapat melihat, dilakukan uji lambaian tangan dari jarak satu meter;
  6. Jika pasien tetap tidak bisa melihat lambaian tangan, dilakukan uji dengan arah sinar; dan
  7. Jika penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar, maka dikatakan penglihatannya adalah nol (0) atau buta total.
Penilaian:
  1. Tajam penglihatan normal adalah 6/6. Berarti pasien dapat membaca seluruh huruf dalam kartu snellen dengan benar.
  2. Bila baris yang dapat dibaca seluruhnya bertanda 30, maka dikatakan tajam penglihatan 6/30. Berarti ia hanya dapat melihat pada jarak 6 m yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 30 m.
  3. Bila dalam uji hitung jari, pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak 3 m, maka dinyatakan tajam penglihatan 3/60. Jari terpisah dapat dilihat orang normal pada jarak 60 m.
  4. Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300 m. Bila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti tajam penglihatan adalah 1/300.
  5. Bila mata hanya mengenal adanya sinar saja, tidak dapat melihat lambaian tangan, maka dikatakan sebagai 1/~. Orang normal dapat melihat adanya sinar pada jarak tidak berhingga.

2. Pemeriksaan Kelainan Refraksi
Dilakukan pada satu mata secara bergantian, biasanya dimulai dengan mata kanan kemudian mata kiri. Dilakukan setelah tajam penglihatan diperiksa dan diketaui terdapat kelainan refraksi.
Cara Melakukan Pemeriksaan Mata
  1. Pasien duduk dengan jarak 6 m dari kartu snellen;
  2. Satu mata ditutup, dengan mata yang terbuka pasien diminta membaca baris terkecil yang masih dapat dibaca;
  3. Pada mata yang terbuka diletakkan lensa positif +0,50 untuk menghilangkan akomodasi pada saat pemeriksaan; dan
Pemeriksaan Dengan Lensa Positif
Kemudian diletakkan lensa positif tambahan, dikaji:
  • Bila penglihatan tidak bertambah baik, berarti pasien tidak hipermetropia;
  • Bila bertambah jelas dan dengan kekuatan lensa yang ditambah perlahan-lahan bertambah baik, berarti pasien menderita hipermetropia. Lensa positif terkuat yang masih memberikan ketajaman terbaik merupakan ukuran lensa koreksi untuk mata hipermetropia tersebut;
  • Bila penglihatan tidak bertambah baik, maka diletakkan lensa negative. Bila menjadi jelas, berarti pasien menderita myopia. Ukuran lensa koreksi adalah lensa negative teringan yang memberikan ketajamam penglihatan maksimal; 
  • Bila baik dengan lensa negative maupun positif penglihatan tidak maksimal (penglihatan tidak dapat mencapai 6/6), maka dilakukan uji pinhole. Letakkan pinhole di depan mata yang sedang diuji dan diminta membaca baris terakhir yang masih dapat dibaca sebelumnya. Bila: 1). Pinhole tidak memberikan perbaikan, berarti mata tidak dapat dikoreksi lebih lanjut karena media penglihatan keruh, terdapat kelainan pada retina atau saraf optic 2). Terjadi perbaikan penglihatan, maka berarti terdapat astigmatisma atau silinder pada mata tersebut yang belum mendapat koreksi; dan
  • Bila pasien astigmatisma, maka pada mata tersebut dipasang lensa positif yang cukup besar untuk membuat pasien menderita kelainan refraksi astigmatismus miopikus.
Pemeriksaan Dengan Kartu Kipas
Pasien diminta untuk melihat kartu kipas astigmat dan ditanya garis pada kipas yang paling jelas terlihat;
  • Bila pebedaan tidak terlihat, lensa positif diperlemah sedikit demi sedikit hingga pasien dapat melihat garis yang terjelas dan kabur;
Pemeriksaan Dengan Lensa Silinder Negative
Dipasang lensa silinder negative dengan sumbu sesuai dengan garis terkabur pada kipas astigmat. Lensa silinder negative diperkuat sedikit demi sedikit pada sumbu tersebut hingga sama jelasnya dengan garis lainnya;
  • Bila sudah sama jelasnya, dilakukan tes kartu snellenkembali; dan
  • Bila tidak didapatkan hasil 6/6, maka mungkin lensa positif yang diberikan terlalu berat, harus dikurangi perlahan-lahan, atau ditambah lensa negative perlahan-lahan sampai tajam penglihatan menjadi 6/6. Derajat astigmatadalah ukuran lensa silinder negative yang dipakai hingga gambar kipas astigmat tampak sama jelas.

3. Pemeriksaan Presbiopia
Untuk usia lanjut dengan keluhan dalam membaca, dilanjutkan dengan pemeriksaan presbiopia, yaitu dengan cara:
  1. Dilakukan penilaian tajam penglihatan dan koreksi kelainan refraksi bila terdapat myopia, hipermetropia, atau astigmatisma, sesuai prosedur di atas.
  2. Pasien diminta membaca kartu baca pada jarak 30-40 cm (jarak baca).
  3. Diberikan lensa mulai +1 dinaikkan perlahan-lahan sampai terbaca huruf terkecil pada kartu baca dekat dan kekuatan lensa ini ditentukan.
  4. Dilakukan pemeriksaan mata satu per satu.
(Masjoer, dkk 2001)

PENATALAKSANAAN
1. Kacamata
Kacamata dengan bifocal atau Progressive Addition Lenses (PALs) adalah koreksi yang paling umum untuk presbiopia.

Bifokal mempunyai dua cara untuk pemfokusan:
  1. Bagian besar dari lensa kacamata untuk nearsightedness atau farsightedness, sedangkan bagian terbawah lensa memegang preskripsi terkuat untuk penglihatan dekat untuk pekerjaan dekat. 
  2. PALs mirip denagan lensa bifocal, tetapi PALs memberikan transisi penglihatan yang lebih bertahap di antara preskripsi, dengan tidak ada garis visible di antara keduanya.
Kacamata baca adalah pilihan lain. Tidak seperti bifocal atau PALs yang sebagian besar orang menggunakannya setiap hari, kacamata baca hanya digunakan selama pekerjaan dekat.

Biasanya diberikan kacamata baca untuk membaca dekat dengan lensa sferis positif yang dihitung berdasarkan amplitudo akomodasi pada masing-masing kelompok umur:
+1,0 D untuk usia 40 tahun
+1,5 D untuk usia 45 tahun
+2,0 D untuk usia 50 tahun
+2,5 D untuk usia 55 tahun
+3,0 D untuk usia 60 tahun.
(Masjoer, dkk 2001)

2. Lensa Kontak
Ada lensa kontak untuk presbiopia, yaitu multifocal contact lenses. Kamu dapat memperolehnya dalam bentuk gas permeable atau soft lense materials. Tipe lensa kontak yang lain untuk koreksi presbiopiaadalah monovision, di mana satu mata menggunakan preskripsi penglihatan jarak jauh dan mata yang lain menggunakan perskripsi untuk penglihatan dekat. Otak belajar menyerupai satu mata atau mata lainnya untuk perbedaan tugas yang sulit. Ketika beberapa orang menyukai solusi ini, beberapa orang yang lainnya mengeluh pusing atau mual, atau kesalahan memperkirakan jarak dalam hubungan benda-benda yang berjauhan satu sama lain dan jauh jarak antara benda itu dengan orang tersebut Vistakon’s Accuvue Bifocal mempunyai desain annularmeliputi lima zona konsentris. Zona pusat jarak jauh dikelilingi oleh ring dekat, ring jauh lainnya, ring dekat kedua, dan ring jauh terluar. Karena accuvue bifocaltidak mempunyai ketetapan untuk penglihatan intermediet, klien memerlukan tambahan kekuatan yang tinggi sehingga dapat dipasang tambahan yang tidak sama untuk mencapai penglihatan baik pada jarak dengan computer. Mata dominant dapat dipasang dengan tambahan +1.00 atau +1.50, dan mata non dominant dapat dipasang dengan tambahan yang lebih tinggi.

Bausch and Lomb Softlense Multifocal dan Ciba Vision’s Focus Progressive Lenses mempunyai desain aspheric. Lensa ini mempunyai koreksi penglihatan dekat di pusat lensa (center near multifocal).

Kekuatan lensa berangsur-angsur menurun untuk koreksi penglihatan jauh selama satu perpindahan ke arah lensa perifer.

Desain aspheric multifocalmenyediakan penglihatan jelas pada jarak intermediet, sebagai pertimbangan penting untuk kebanyakan klien di dunia computer sekarang ini.

Klien yang menggunakan center near bifocal/ multifocal mungkin kehilangan penglihatan jauh mereka di cahaya terang matahari, sejak konstriksi pupil terlalu berlebihan akan membolehkan hanya sinar dekat untuk memasuki mata.

Dalam situasi ini, penggunaan sunglasses diperlukan untuk sedikit mendilatasi pupil dan memperbaki penglihatan jarak jauh.

3. Pembedahan
Pilihan baru pembedahan untuk pengobatan presbiopiasedang diteliti dan telah tersedia di banyak negara. Salah satu contohnya adalah:
Refratec Inc.’ Conductive Keratoplasty, atauNear Vision CK Treatment,
yang menggunakan gelombang radiountuk membuat lebih melengkung kornea untuk memperbaiki penglihatan dekat.

Metode ini telah disetujui FDA pada April 2004 untuk penurunan sementara dari presbiopia.

Highly Experimental Treatment adalah Elastic Polymer Gel lembut yang diteliti, dikatakan akan diinjeksikan ke dalam capsular bag, rongga yang terdiri dari natural lens.

Dalam teori, gel akan mengganti natural lens dan menyediakan yang baru, lensa yang lebih elastis.

Penelitian juga berfokus pada laser treatmentuntuk menjadikan keras lensa mata untuk meningkatkan kelenturan/ fleksibilitas dan memperbaiki focus.

Prosedur pembedahan baru mungkin juga menyediakan solusi untuk presbiopia yang tidak ingin menggunakan kacamata atau kontak lensa, Implantation Of Accommodative Intraocular Lenses (IOLs).
ASUHAN KEPERAWATAN
“PRESBIOPIA”

A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi
  • Umur, presbiopia dapat terjadi mulai asia 40 tahun.
  • Pekerjaan, perlu dikaji terutama pada pekerjaan yang memerlukan penglihatan ekstra dan pada pekerjaan yang membutuhkan kontak cahaya yang terlalu lama, seperti operator computer, reparasi jam.
(Istiqamah, 2004)

2. Keluhan yang Dirasakan
  • Pandangan atau penglihatan kabur.
  • Kesulitan memfokuskan pandangan.
  • Epifora, menunjukkan adanya air mata berlebihan sehingga melimpah keluar.
  • Pusing atau sakit kepala.
  • Mata lelah dan mengantuk.
  • Mata sering terasa pedas setelah membaca.
(Istiqamah, 2004)

3. Keadaan atau Status Okuler Umum
  • Apakah klien mengenakan kacamata atau lensa kontak.
  • Di mana klien terakhir dikaji.
  • Apakah klien sedang mendapat asuhan teratur seorang ahli oftalmologi.
  • Kapan pemeriksaan mata terakhir.
  • Apakah tekanan mata diukur
  • Apakah klien mengalami kesulitan membaca (focus) pada jarak dekat atau jauh.
  • Apakah ada keluhan dalam membaca atau menonton TV.
  • Bagaiman dengan masalah membedakan warna,atau masalah dengan penglihatan lateral atau perifer.
  • Apakah klien pernah mengalami cedera mata atau infeksi mata.
  • Masalah mata yang tedapat pada keluarga klien.
  • Penyakit mata apa yang terakhir diderita.
(Smletzer, 2001)

4. Pemeriksaan
Klien terlebih dahulu dikoreksi penglihatan jauhnya dengan metode “trial and error” hingga visus 6/6. Dengan menggunakan koreksi, jauhnya kemudian secara binokuler ditambahkan lensa sferis positif dan diperiksa dengan menggunakan kartu Jaeger pada jarak 30 cm.
(Istiqamah, 2004)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Perubahan sensori-persepsi (visual) yang berhubungan dengan perubahan kemampuan memfokuskan sinar pada retina.
  2. Gangguan rasa nyaman (pusing) yang berhubungan dengan usaha pemfokusan mata.
  3. Risiko cedera yang berhubungan dengan keterbatasan penglihatan.
(Istiqamah, 2004)

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan 1
Perubahan sensori-persepsi (visual) yang berhubungan dengan perubahan kemampuan memfokuskan sinar pada retina.
Tujuan Keperawatan
  1. Ketajaman penglihatan klien meningkat dengan bantuan otot; dan
  2. Klien mengenal gangguan sensori yang terjadi dan melakukan kompensasi terhadap perubahan.
Intervensi Keperawatan
Jelaskan penyebab gangguan penglihatan.
Rasional
  • Pengetahuan tentang penyebab, mengurangi kecemasan dan meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan keperawatan.
Lakukan uji ketajaman penglihatan.
Rasional
  • Mengetahui visus dasar klien dan perkembangannya setelah diberikan tindakan.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian lensa kontak/ kacamata bantu atau operasi.

Diagnosa Keperawatan 2
Gangguan rasa nyaman (pusing) yang berhubungan dengan usaha pemfokusan mata.
Tujuan Keperawatan
  1. Rasa nyaman klien terpenuhi.
Kriteria Hasil
  1. Keluhan klien (pusing, mata lelah, berair) berkurang/ hilang; dan 
  2. Klien mengenal gejala gangguan sensori dan dapat berkompensasi terhadap perubahan yang terjadi.
Intervensi Keperawatan
Jelaskan penyebab pusing, mata lelah, berair.
Rasional
  • Mengurangi kecemasan dan meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan keperawatan.
Anjurkan agar klien cukup istirahat dan tidak melakukan aktifitas membaca terus-menerus.
Rasional
  • Mengurangi kelelahan mata sehingga pusing berkurang.
Gunakan lampu atau penerangan yang cukup (dari atas dan belakang) saat membaca.
Rasional
  • Mengurangi silau dan akomodasi yang berlebihan.
Kolaborasi pemberian kacamata untuk meningkatkan tajam penglihatan klien.

Diagnosa Keperawatan 3
Risiko cedera yang berhubungan dengan keterbatasan penglihatan.
Tujuan Keperawatan
  1. Tidak terjadi cedera.
Kriteria Hasil
  1. Klien dapat melakukan aktivitas tanpa mengalami cedera; dan
  2. Klien dapat mengidentifikasi potensial bahaya dalam lingkungan.
Intervensi Keperawatan
Jelaskan tantang kemungkinan yang terjadi akibat penurunan tajam penglihatan.
Rasional
  • Perubahan tajam penglihatan dan kedalaman persepsi dapat meningkatkan risiko cedera sampai klien belajar untuk mengkompensasi.
Beritahu klien agar lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas.
Rasional

  • Mengurangi resiko cidera.

Batasi aktivitas, seperti mengendarai kendaraan pada malam hari.
Rasional
  • Mengurangi potensial bahaya karena penglihatan kabur.
Gunakan kacamata koreksi/ pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi untuk menghindari cedera.
(Istiqamah, 2004)

DAFTAR PUSTAKA
  1. Ganong, W.F. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
  2. Istiqamah, Indriana. N. 2004. Asuhan Keperawatan KLien Gangguan Mata. Jakarta : EGC.
  3. Long, Barbara C, 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung : YIAPK Padjajaran.
  4. Mansjoer, ASrif, dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
  5. Smletzer, Suzanne. C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner& Suddrath. Jakarta : EGC.

Asuhan Keperawatan Pada Myopia (Bintik Kuning Pada Mata)

Januari 25, 2019 0
Disusun Oleh:
Dama Novantono, A.Md. Kep.
What Is Myopia (Nearsightedness)?
Is it hard to see distant objects, like highway signs, until you’re a few feet away, but easy to read a book up close? 
Chances are you’re myopic, also known as nearsighted. 

It’s a pretty common condition that your eye doctor usually can fix with eyeglasses, contacts, or eye surgery.

What Causes Myopia?
The structure of your eye is to blame. When your eyeball is too long or the cornea -- the protective outer layer of your eye -- is too curved, the light that enters your eye won’t focus correctly. 

Images focus in front of the retina, the light-sensitive part of your eye, instead of directly on the retina. This causes blurred vision. 

Doctors call this a refractive error.

High myopia: 
It’s a more serious form of the condition, where the eyeball grows more than it is supposed to and becomes very long front to back. 

Besides making it hard to see things at a distance, it can also raise your chance of having other conditions like a detached retina, cataracts, and glaucoma.

Degenerative myopia: 
Also called pathological or malignant myopia, it is a rare type you usually inherit from the genes of your parents. 

Your eyeball gets longer very quickly and causes severe myopia, usually by the teenage or early adult years. 

This type of myopia can get worse far into adulthood. 

Besides making it hard to see things at a distance, you may have a higher chance of having a detached retina, abnormal blood vessel growth in the eye (choroid neovascularization), and glaucoma.


Symptoms
Chances are the only symptom is that more distant objects are blurred. You may also notice:
  • Headaches
  • Squint
  • Eye strain
  • Eye fatigue when you try to see objects more than a few feet away
  • Children with myopia often have trouble reading the blackboard at school.
Diagnosis and Treatment
An eye exam can show you if you’re myopic. Glasses, contacts, or refractive surgery can usually correct the problem.

When you have myopia, your prescription for glasses or contact lenses will be a negative number. 

The more negative the number, the stronger your lenses will be. For example, -3.00 is stronger than -2.50.

☆☆☆☆☆
DEFINISI MATA
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya.

Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap.

Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.

Definisi
Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang berlebihan atau kerusakan refraksi mata sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina (bintik kuning) dimana sistem akomodasi berkurang.

Pasien dengan myopia akan menyatakan melihat lebih jelas bila dekat sedangkan melihat jauh kabur atau pasien adalah rabun jauh. Pasien miopia mempunyai pungtum remotum (titik terjauh yang masih dilihat jelas) yang dekat sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi.

Bila kedudukan mata ini menetap maka penderita akan terlihat juling ke dalam atau esotropia.

Mata Minus/ Myopia/ Short Sighred Eye
Keadaan pada mata dimana cahaya/ benda yang jauh letaknya jatuh/ difokuskan didepan retina/ selpaut jala/ bintik kuning.

Myopia merupakan mata dengan daya lensa positif yang lebih kuat sehingga sinar yang sejajar atau datang dari tidak terhingga difokuskan didepan retina.

Kelainan ini diperbaiki dengan lensa negatif sehingga bayangan benda tergeser ke belakang dan diatur dan tepat jatuh diretina.
(Mansjoer, 2002).

Myopia adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang datang dari jarak tidak terhingga oleh mata dalam keadaan tidak berakomodasi dibiaskan pada satu titik di depan retina.

Terdapat dua teori utama tentang terjadinya pemanjangan sumbu bola mata pada myopia yaitu:
  1. Teori Biologik menganggap pemanjangan sumbu bola mata sebagai akibat kelainan pertumbuhan retina (overgrowth); dan
  2. Teori Mekanik mengemukakan penekanan (stress) sklera sebagai penyebab pemanjangan tersebut.
Myopia yaitu keadaan di mana mata terasa kabur apabila melihat objek-objek yang letaknya jauh, tapi mata mampu melihat objek yang dekat.

Pada rabun jauh (myopia) penderita selalu berusaha memicingkan matanya agar dapat melihat lebih jelas objek-objek yang jauh letaknya. Hal ini adalah ciri khas utama dari penderita myopia.

Myopia paling banyak terjadi pada usia anak-anak dan ditemukan secara tidak sengaja pada saat skrining pemeriksaan mata di sekolah.

Pada umumnya memang hal ini disebabkan oleh keturunan.

Selain karena faktor keturunan, myopia juga bisa disebabkan oleh faktor kelengkungan kornea maupun kelainan bentuk lensa mata.

Ciri khas lain dari myopia ini adalah sifatnya yang progresif hingga pada usia remaja (hal ini dikarenakan faktor panjang sumbu bola mata yang bertambah seiring pertumbuhan anak) dan kemudian progresifitasnya menurun pada usia dewasa muda.

Pertambahan derajat myopia membutuhkan kaca mata yang makin berat kekuatannya, karena itu pada masa usia dini dianjurkan agar pemeriksaan diulang tiap 6 bulan.

Tipe/ Bentuk Myopia
1) Myopia Axial
Dalam hal ini, terjadinya myopia akibat panjang sumbu bola mata (diameter Antero-posterior), dengan kelengkungan kornea dan lensa normal, refraktif power normal dan tipe mata ini lebih besar dari normal.

2) Myopia Kurvatura
Dalam hal ini terjadinya myopia diakibatkan oleh perubahan darikelengkungan kornea atau perubahan kelengkungan dari pada lensa seperti yang terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat, dimana ukuran bola mata normal.

3) Perubahan Index Refraksi
Perubahan indeks refraksi atau myopia refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti yang terjadi pada penderita Diabetes Melitussehingga pembiasan lebih kuat.

4) Perubahan Posisi Lensa
Pergerakan lensa yang lebih ke anterior setelah operasi glaucomaberhubungan dengan terjadinya myopia.
Myopia dikategorikan berbahaya apabila berpotensi untuk menimbulkan kebutaan bagi penderitanya, karena tidak bisa diatasi dengan pemberian kacamata.

Myopia berbahaya ini dibarengi dengan kerapuhan dari selaput jala (retina) yang makin lama makin menipis dari waktu ke waktu.

Pada puncaknya proses penipisan ini menimbulkan perobekan pada selaput jala (retina), yang membutuhkan tindakan bedah sedini mungkin untuk pemulihannya.

Tingkat keberhasilan pemulihan penglihatan akibat hal ini sangat tergantung pada kecepatan tindakan penanggulangannya.

Etiologi
Pertengahan tahun 1900 SM, para dokter ahli mata dan ahli pemeriksa mata (ahli kacamata) percaya bahwa miopia menjadi hereditas utama.

Di antara peneliti-peneliti dan para professional peduli mata, mereka mengatakan bahwa miopia sekarang telah menjadi sebuah kombinasi genetik dan merupakan salah satu faktor lingkungan.

Ada 2 mekanisme dasar yang dipercaya menjadi penyebab myopia yaitu:
  1. Hilangnya bentuk mata (juga diketahui sebagai hilangnya pola mata), terjadi ketika kualitas gambar dalam retina berkurang.
  2. Berkurangnya titik fokus mata, terjadi ketika titik fokus cahaya berada di depan atau di belakang retina.
Myopia Terjadi karena bola mata tumbuh terlalu panjang saat bayi.

Dikatakan pula, semakin dini mata seseorang terkena sinar terang secara langsung, maka semakin besar kemungkinan mengalami miopi.

Ini karena organ mata sedang berkembang dengan cepat pada tahun-tahun awal kehidupan.

Akibatnya para penderita miopi umumnya merasa bayangan benda yang dilihatnya jatuh tidak tepat pada retina matanya, melainkan didepannya.
(Curtin, 2002).

Patofisiologi
Terjadinya elongasi sumbu yang berlebihan pada myopia patologi masih belum diketahui.

Sama halnya terhadap hubungan antara elongasi dan komplikasi penyakit ini, seperti degenerasi chorioretina, ablasio retina dan glaucoma.

Columbre dan rekannya, tentang penilaian perkembangan mata anak ayam yang di dalam pertumbuhan normalnya, tekanan intraokular meluas ke rongga mata dimana sklera berfungsi sebagai penahannya.

Jika kekuatan yang berlawanan ini merupakan penentu pertumbuhan ocular post natal pada mata manusia, dan tidak ada bukti yang menentangnya maka dapat pula disimpulkan dua mekanisme patogenesa terhadap elongasi berlebihan pada myopia.

Menurut perjalanan miopia dikenal bentuk:
1) Myopia Stasioner,
Myopia yang menetap setelah dewasa.
2) Myopia Progresif,
Myopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata.
3) Myopia Maligna,
Myopia yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan atau sama dengan myopia pernisiosa sama dengan myopia maligna sama dengan myopia degenerative.
4) Myopia Degenertif atau Myopia Maligna
Biasanya bila myopia lebih dari 6 dioptri disertai kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atrofi karioretina.

Atrofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya atrofi sclera dan kadang-kadang terjadi rupture membrane Bruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya neovaskularisasi subretina.

Pada myopia dapat terjadi bercak Fuch berupa biperplasi pigmen epitel dan perdarahan, atropi lapis sensoris retina luar, dan dewasa akan terjadi degenerasi papil saraf optic.
(Sidarta, 2005).

Manifestasi Klinik
Penglihatan kabur atau mata berkedip ketika mata mencoba melihat suatu objek dengan jarak jauh (anak-anak sering tidak dapat membaca tulisan di papan tulis tetapi mereka dapat dengan mudah membaca tulisan dalam sebuah buku).

Penglihatan untuk jauh kabur, sedangkan untuk dekat jelas.

Jika derajat miopianya terlalu tinggi, sehingga letak pungtum remotum kedua mata terlalu dekat, maka kedua mata selalu harus melihat dalam posisi kovergensi, dan hal ini mungkin menimbulkan keluhan (astenovergen).

Mungkin juga posisi konvergensi itu menetap, sehingga terjadi strabismus konvergen (estropia).

Apabila terdapat myopia pada satu mata jauh lebih tinggi dari mata yang lain dapat terjadi ambliopia pada mata yang myopianya lebih tinggi.

Mata ambliopia akan bergulir ke temporal yang disebut strabismus divergen (eksotropia).
(Illyas, 2005).

Pasien dengan myopia akan memberikan keluhan sakit kepala, sering disertai dengan juling dan celah kelopak yang sempit.

Seseorang penderita myopia mempunyai kebiasaan mengerinyitkan matanya untuk mencegah aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole (lubang kecil).

Pasien myopia mempunyai pungtum remotum (titik terjauh yang masih dilihat jelas) yang dekat sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi.

Bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan terlihat juling kedalam atau esoptropia.
(Sidarta, 2005).

Gejala-Gejala Myopia
Gejala-gejala myopia juga terdiri dari:
1) Gejala Subjektif
  • Kabur bila melihat jauh;
  • Membaca atau melihat benda kecil harus dari jarak dekat;
  • Lekas lelah bila membaca (karena konvergensi yang tidak sesuai dengan akomodasi).
  • Astenovergens
2) Gejala Objektif 
a) Myopia Simpleks :
  1. Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang relative lebar. 
  2. Kadang-kadang ditemukan bola mata yang agak menonjol.
  3. Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau dapat disertai kresen myopia (myopic cresent) yang ringan di sekitar papil saraf optik.
b) Myopia Patologik :
  1. Gambaran pada segmen anterior serupa dengan myopia simpleks.
  2. Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kelainan-kelainan pada:
Badan kaca
Dapat ditemukan kekeruhan berupa pendarahan atau degenarasi yang terlihat sebagai floaters, atau benda-benda yang mengapung dalam badan kaca. 
Kadang-kadang ditemukan ablasi badan kaca yang dianggap belum jelas hubungannya dengan keadaan myopia.
Papil saraf optic
Terlihat pigmentasi peripapil, kresen myopia, papil terlihat lebih pucat yang meluas terutama ke bagian temporal. Kresen myopia dapat ke seluruh lingkaran papil sehingga seluruh papil dikelilingi oleh daerah koroid yang atrofi dan pigmentasi yang tidak teratur
Makula
Berupa pigmentasi di daerah retina, kadang-kadang ditemukan pendarahan subretina pada daerah macula.
Retina bagian perifer
Berupa degenersi kista retina bagian perifer Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina. Akibat penipisan ini maka bayangan koroid tampak lebih jelas dan disebut sebagai fundus tigroid. 
(Illyas, 2005).

Pencegahan
Pencegahan miopia salah satunya dengan cara tidak membaca dalam keadaan gelap dan menonton TV dengan jarak yang dekat.

Pada beberapa tahun lalu, penurunan pelebaran mata dimaksudkan untuk salah satu pengobatan yang telah dikembangkan untuk anak-anak, tetapi ternyata terapi tersebut tidak efektif.

Penggunaan kacamata dan kontak lensa mempengaruhi perkembangan myopia dalam akhir tahun ini.

Beberapa dokter yang menggunakan pengobatan klinik dan para peneliti merekomendasikan kekuatan lebih (konvex) pada lensa kacamata yang dapat dipakai untuk melihat jauh dan dekat.

Para pelajar Malaysia juga baru-baru ini melaporkan bahwa ahli ilmu pengetahuan yang baru menyatakan bahwa pembentukan atau perbaikan pada penderita myopia disebabkan karena melajunya pertumbuhan myopia, ini juga terdapat dalam pertanyaan-pertanyaan klinis.

Banyak pengobatan myopia mengalami kesulitan dan juga terdapat banyak kekurangan di dalamnya.

Oleh karena itu, beberapa grup kontrol cukup menutupi kekurangan tersebut.

Sampai sejauh ini yang dilakukan adalah mencoba mencari bagaimana mencegah kelainan refraksi pada anak atau mencegah jangan sampai menjadi parah.

Biasanya dokter akan melakukan beberapa tindakan seperti pengobatan laser, obat tetes tertentu untuk membantu penglihatan, operasi, penggunaan lensa kontak dan penggunaan kacamata.

Pencegahan lainnya adalah dengan melakukan visual hygiene berikut ini:
  1. Mencegah terjadinya kebiasaan buruk. 
  2. Hal yang perlu diperhatikan adalah sejak kecil anak dibiasakan duduk dengan posisi tegak, dan memegang alat tulis dengan benar. 
  3. Lakukan istirahat tiap 30 menit setelah melakukan kegiatan membaca atau melihat TV. Batasi jam membaca. 
  4. Aturlah jarak baca yang tepat (30 centimeter), dan gunakanlah penerangan yang cukup. 
  5. Kalau memungkinkan untuk anak-anak diberikan kursi yang bisa diatur tingginya sehingga jarak bacanya selalu 30 cm. 
  6. Membaca dengan posisi tidur atau tengkurap bukanlah kebiasaan yang baik.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa usaha untuk melatih jauh atau bergantian melihat jauh dan dekat secara bergantian dapat mencegah myopia.
(Curtin, 2002).

Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Nonfarmakologi
Kacamata, kontak lensa, dan operasi refraksi 
Beberapa pilihan untuk mengobati gejala-gejala visual pada pada penderita myopia.

Dalam ilmu keratotology kontak lensa yang digunakan adalah kontak lensa yang keras atau kaku untuk pemerataan kornea yang berfungsi untuk mengurangi miopia.

Latihan pergerakan mata dan teknik relaksasi
Para pelaksana dan penganjur terapi alternatif ini sering merekomendasikan latihan pergerakan mata dan teknik relaksasi seperti cara menahan (pencegahan).

Akan tetapi, kemanjuran dari latihan ini dibantah oleh para ahli pengetahuan dan para praktisi peduli mata.

Pada tahun 2005, dilakukan peninjauan ilmiah pada beberapa subjek.

Dari peninjauan tersebut disimpulkan bahwa tidak ada bukti-bukti (fakta) ilmiah yang menyatakan bahwa latihan pergerakan mata adalah pengobatan myopia yang efektif.

Terapi dengan menggunakan laser dengan bantuan keratomilesis (LASIK) atau operasi lasik mata
Yang telah populer dan banyak digunakan para ahli bedah untuk mengobati miopia.

Dalam prosedurnya dilakukan pergantian ukuran kornea mata dan dirubahnya tingkat miopia dengan menggunakan sebuah laser.

Selain lasik digunakan juga terapi lain yaitu Photorefractive Keratotomy (PRK) untuk jangka pendek, tetapi ini menggunakan konsep yang sama yaitu dengan pergantian kembali kornea mata tetapi menggunakan prosedur yang berbeda.

Selain itu ada juga pengobatan yang dilakukan tanpa operasi yaitu orthokeratologi dan pemotongan jaringan kornea mata.

Orang-orang dengan miopia rendah akan lebih baik bila menggunakan teknik ini.

Orthokeratologi menggunakan kontak lensa secara berangsur-angsur dan pergantian sementara lekukan kornea.

Pemotongan jaringan kornea mata menggunakan bahan-bahan plastik yang ditanamkan ke dalam kornea mata untuk mengganti kornea yang rusak.
(Lee dan Bailey, 2006)
www.allaboutvision.com/conditions/myopia.Htm

2) Penatalaksanaan Farmakologi
Obat yang digunakan untuk penderita miopia adalah obat tetes mata untuk mensterilisasi kotoran yang masuk ke dalam mata. Obat-obat tradisionalpun banyak digunakan ada penderita myopia.
(www.allaboutvision.com/conditions/myopia.Htm, 2006).

Pemeriksaan Penunjang
  1. Foto fundus/ retina;
  2. Pemeriksaan lapang pandang/ campimetri/ perimetri;
  3. Pemeriksaan kwalitas retina (E.R.G = Electro Retino Gram);
  4. Pemeriksaan kelainan otak/ brain berkaitan dengan kelainan mata (E.E.G = Electro Ence Falogram);
  5. EVP (Evoked Potential Examination);
  6. USG (Ultra Sono Grafi) bola mata dan keliling organ mata missal pada tumor,panjang bola mata, kekentalan benda kaca (vitreous);
  7. Retinometri (maksimal kemungkinan tajam penglihatan mata yang tersisa); dan
  8. CT scan dengan kontras/ MRI. VI. Penatalaksanaan.

ASKEP KLIEN PADA MYOPIA
Pengkajian Fisik
1) Pengkajian Ketajaman Penglihatan
Dilakukan di kamar yang tidak terlalu terang dengan kartu Snellen.

  1. Pasien duduk dengan dengan jarak 6 meter dari kartu Snellen dengan satu mata ditutup.
  2. Pasien diminta membaca huruf yang tertulis pada kartu, mulai dari baris paling atas kebawah, dan tentukan baris terakhir yang masih dapat dibaca seluruhnya dengan benar.

  • Bila pasien tidak dapat membaca baris paling atas (terbesar) maka dilakuan uji hitung jari dari jarak 6 meter.
  • Jika pasien tidak dapat menghitung jari dari jarak 6 meter, maka jarak dapat dikurangi satu meter, sampai maksimal jarak penguji dengan pasien 1 meter.
  • Jika pasien tetap tidak bisa melihat,dilakukan uji lambaian tangan,dilakukan uji dengan arah sinar.
  • Jika pengelihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar,maka dikatakan pengelihatanya adalah 0 (nol) atau buta total.
Penilaian :

  1. Tajam pengelihatan normal adalah 6/6, itu berarti pasien dapat membaca seluruh huruf dalam kartu Snellen dengan benar. 
  2. Bila baris yang dapat dibaca selurunya bertanda 30 maka dikatakan tajam pengelihatan 6/ 30. Berarti ia hanya dapat melihat pada jarak 6 meter yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 30 meter. 
  3. Bila dalam uji hitung jari pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pad jarak 3 meter, maka dinyatakan tajam pengelihatan 3/ 60. 
  4. Jari terpisah dapat dilihat orang normal pada jarak 60 meter. Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300 meter. 
  5. Bila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti tajam pengelihatan adalah 1/300.
  6. Bila mata hanya mengenal adanya sinar saja, tidak dapat melihat lambaian tangan, maka dikatakan sebagai satu per minus. Orang normal dapat melihat adanya sinar pada jarak tidak terhingga.
2) Pengkajian Gerakan Mata
a. Uji Menutup
Salah satu mata pasien di tutup dengan karton atau tangan pemeriksa, dan pasien di minta memfokuskan mata yang tidak tertutup pada satu benda diam sementara mata yang di tutup karton/ tangan tetap terbuka. 
Kemudian karton atau tangan tiba-tiba di singkirkan, dan akan nampak gerakan abnormal mata. 
Bila mata, saat di tutup bergeser ke sisi temporal, akan kembali ke titik semula ketika penutup di buka. 
Sebaliknya, bila bergeser ke sisi nasal, fenomena sebaliknya akan terjadi. 
Kecenderungan mata untuk bergeser, ketika di tutup, ke sisi temporal, di namakan eksoforia; kecenderungan mata untuk bergeser ke sisi nasal di sebut esoforia.

b. Lirikan Terkoordinasi
Benda di gerakkan ke lateral ke kedua sisi sepanjang sumbu horizontal dan kemudian sepanjang sumbu oblik. 
Masing-masing membentuk sumbu 60 derajat dengan sumbu horizontal. 
Tiap posisi cardinal lirikan menggambarkan fungsi salah satu dari keenam otot ekstraokuler yang melekat pada tiap mata. 
Bila terjadi diplopia (pandangan ganda), selama transisi dari salah satu posisi cardinal lirikan, pemeriksa dapat mengetahui adanya salah satu atau lebih otot ekstraokuler yang gagal untuk berfungsi dengan benar. 
Keadaan ini bias juga terjadi bila salah satu mata gagal bergerak bersama dengan yang lain.

3) Pengkajian Lapang Pandang
Pemeriksa dan pasien duduk dengan jarak 1 sampai 2 kaki, saling berhadapan. Pasien di minta menutup salah satu mata dengan karton, tanpa menekan, sementara ia harus memandang hidung pemeriksa.

Sebaliknya pemeriksa juga menutup salah satu matanya sebagai pembanding. Bila pasien menutup mata kirinya, misalnya, pemeriksa menutup mata kanannya.

Pasien di minta tetap melirik pada hidung pemeriksa dan menghitung jumlah jari yang ada di medan superior dan inferior lirikan temporal dan nasal.

Jari pemeriksa di gerakkan dari posisi luar terjauh ke tengah dalam bidang vertical, horizontal dan oblik.

Medan nasal, temporal, superior dan inferior di kaji dengan memasukkan benda dalam penglihatan dari berbagai titik perifer.

Pada setiap manuver, pasien memberi informasi kepada pemeriksa saat ketika benda mulai dapat terlihat sementara mempertahankan arah lirikannya ke depan.

4. Pemeriksaan Fisik Mata
1) Kelopak Mata,
  • Harus terletak merata pada permukaan mata.
2) Buku Mata,
  • Posisi dan distribusinya.
3) Sistem lakrimal,
  • Struktur dan fungsi pembentukan dan drainase air mata.
4) Pemeriksaan Mata
  • Anterior, sclera dan konjungtiva bulbaris diinspeksi secara bersama.
5) Pemeriksaan Kornea,
  • Normalnya kornea tampak halus dengan pantulan cahaya seperti cermin, terang, simetris dan tunggal.

Diagnosa Keperawatan
  1. Gangguan persepsi diri berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/ gangguan status organ indera.
  2. Ansietas/ ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan (nyeri pada kepala, kelelahan pada mata)
  3. Kurang pengetahuan/ informasi tentang kondisi, prognosis dan pengobatan

Intervensi Keperawatan
DX I:
Gangguan persepsi diri berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/ perubahan status organ indera
Intervensi Keperawatan:
1) Kaji derajat dan durasi gangguan visual
Rasional: 
  • Meningkatkan pemahaman perawat tentang kondisi klien
2) Orientasikan klien pada lingkungan yang baru
Rasional: 
  • Memberikan peningkatan kenyamanan, kekeluargaan serta kepercayaan klien-perawat
3) Dorong klien mengekspresikan perasaan tentang gangguan penglihatan
Rasional: 
  • Meningkatkan kepercayaan klien-perawat dan penerimaan diri
4) Lakukan tindakan untuk membantu klien menangani gangguan penglihatannya
Rasional: 
  • Menurunkan kemungkinan bahaya yang akan tejadi sehubungan dengan gangguan penglihatan

DX II:
Ansietas/ ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan (nyeri pada kepala, kelelahan pada mata)
Intervensi Keperawatan:
Orientasikan klien pada lingkungan yang baru
Rasional: 
  • Membantu mengurangi ansietas dan meningkatkan keamanan
Beritahu klien tentang perjalanan penyakitnya
Rasional: 
  • Memberikan informasi kepada klien tentang penyakitnya dan mengurangi ansietas
Beritahu klien tentang tindakan pengobatan yang akan dilakukan.
Rasional: 
Mengurangi ansietas klien

DX III: 
Kurang pengetahuan/informasi tentang kondisi, prognosis dan pengobatan
Intervensi Keperawatan:
Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis dan pengobatan
Rasional: 
  • Meningkatkan pemahaman perawat tentang kondisi klien.
Beritahu klien tentang perjalanan penyakitnya serta pengobatan yang akan dilakukan
Rasional: 
  • Memberikan informasi kepada klien tentang penyakitnya.
Anjurkan klien menghindari membaca terlalu lama dan membaca dengan posisi tidur, menonton TV dengan jarak terlalu dekat.
Rasional: 
  • Membaca terlalu lama dan membaca dengan posisi tidur, menonton TV dengan jarak terlalu dekat dapat mengakibatkan kelelahan pada mata.

Evaluasi
  • Menyatakan penerimaan diri sehubungan dengan perubahan sensori;
  • Mampu memakai metode koping untuk menghilang ansietas; dan
  • Menyatakan pemahaman tentang kondisi, prognosis dan pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA
  • Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 Vol 3. Jakarta: EGC.
  • Chan, WM. 2004. Ophthalmology and Visual Science. The Chinese university of Hongkong.88(10):1315-1319. 
www.pubmedcentral.nih.gov/artclender
  • Curtin. B., J., 2002. The Myopia. Philadelphia Harper & Row. 348-381
  • Curtin Brian J, Whitemore, Wayne G. The Optics of Myopia, In Duanes Clinical
  • Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
  • Guell, JL., Morral, M.,Gris, O. 2007. 
  • Implantation for Myopia Ophthalmology (abstract only). 

Cara Meningkatkan Kesehatan Mata

Januari 25, 2019 0
Disusun Oleh:
Dama Novantono, A.Md. Kep.
DEFINISI MATA
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya.

Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap.

Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.

Mata adalah motor kehidupan manusia yang merupakan alat indra penglihat yang di dalamnya terdapat jaringan-jaringan indera penglihatan, jaringan-jaringan tersebut berpotensi menimbulkan penyakit atau kelainan dalam penglihatan. 

Banyak manusia yang memiliki mata normal tidak dijaga dengan baik, dan mengakibatkan mata normalnya direnggut oleh penyakit yang membuat gangguan pada mata.

Penyakit yang menyerang mata, dikarenakan oleh hubungan manusia terhadap lingkungan sekitar, terutama interaksi yang dilakukan manusia terhadap kemajuan teknologi di era global ini, yang memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mata.

Prevent Blindness America mencatat terdapat kenaikan penderita gangguan penglihatan hingga 89 persen dalam 20 tahun terakhir. 

Sebagian besar penderitanya ialah mereka yang berusia 40 tahun ke atas.

Macam-Macam Penyakit Mata
§ Miopi
Miopi yakni jenis penyakit mata yang seseorang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak jauh.
§ Presbiopi
Presbiopi adalah salah satu jenis penyakit mata seseorang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat maupun berjarak jauh.
§ Buta warna
Buta warna adalah suatu kondisi dimana seseorang sama sekali tidak dapat membedakan warna.
§ Rabun senja
Rabun senja adalah jenis penyakit mata yang disebabkan karena mata kekurangan vitamin A. Penderita biasanya tidak bisa melihat pada saat sore hari saja.
§ konjungtivitis (menular)
Adalah jenis penyakit mata akibat iritasi atau peradangan akibat infeksi di bagian selaput yang melapisi mata.
§ Trakoma (menular)
Infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis yang berkembang biak di lingkungan kotor atau bersanitasi buruk serta bisa menular.
§ Selulitis Orbitalis (SO)
Jenis Penyakit mata akibat peradangan pada jaringan di sekitar bola mata.
§ Blefaritis
Peradangan yang terjadi pada kelopak mata akibat produksi minyak berlebihan dan berasal dari lapisan mata.
§ Dakrosistitis
Jenis Penyakit mata yang disebabkan penyumbatan pada duktus nasolakrimalis (saluran yang mengalirkan air mata ke hidung).
§ Dakriosistitis
Jenis penyakit mata dimana suatu infeksi pada sakus lakrimalis atau saluran air mata yang berada di dekat hidung.
§ Glaukoma
Salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta.
§ Katarak
Sejenis kerusakan mata yang menyebabkan lensa mata berselaput dan rabun.
§ Koloboma

Istilah yang menggambarkan lubang yang terdapat pada struktur mata, seperti lensa mata, kelopak mata, iris, retina, koroid, atau diskus optikus.

Berikut Adalah Cara Meningkatkan Kesehatan Mata
Periksa mata setiap 12 bulan
Masalah penglihatan yang tidak ditangani akan berkembang semakin parah, dan memakai lensa kontak atau kacamata yang tidak lagi cocok untuk anda dapat menyebabkan masalah penglihatan.

Di musim panas pakailah kacamata hitam
Sinar ultra violet dapat membuat kerusakan serius pada mata.

Kacamata yang baik dapat mencengah hal ini.

Ketika membeli kacamata, pastikan yang dapat memantulkan paling tidak 98% radiasi ultra violet.

Makanlah nutrisi yang baik untuk anda dan mata anda
Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa vitamin dan kelompok antioksida dan dapat mencegah, atau paling tidak memperlambat degerasi macula dan pertumbuhan katarak.

Nutrisi yang baik bagi tubuh juga baik untuk mata.

Jika anda membaca atau berkerja menggunakan computer, pastikan cahayanya tepat
Bekerja dengan cahaya minim dapat menyebabkan kelelahan mata, tapi cahaya yang terlalu terang juga tidak baik.

Arah cahaya terbaik jika bekerja menggunakan computer adalah dari lampu meja bercahaya lembut dari arah samping.

Kurangi tingkat terang (brightness) monitor.

Warna memang jadi tak terlalau tajam, tapi mata akan jadi lebih nyaman.

Istirahatkan mata anda
Hampir semua orang merasakan mata mereka jadi tidak nyaman setalah duduk seharian di depan layar computer.

Hal ini disebabkan mata jadi kering. Satu hal yang bisa dilakukan adalah menutup mata Anda dan menghitung sampai 5 sebelum membukanya kembali.

Hal lainnya adalah berpaling dari layar monitor dan focus pada sebuah objek yang jauh, sesering mungkin.

Cari lensa kontak dengan kualitas baik
Tidak semua lensa kontak sama.

Ada yang aman untuk mata Anda, dan ada juga yang berisiko merusak mata.

Untuk melihat referensi tentang lensa kontak.

Jika memakai lensa kontak, rawatlah dengan baik
Lensa kontak tindakalah begitu meropotkan, tapi anda juga takdapat mengbaikan kebersihannya.

Setiapa kali akan atau melepasakan lensa kontak anda, bilaslah.

Anda juga harus mengganti caiarannya, ketika anda menaruh ditempatnya waktu anda tidur dimalam hari.

Pakailah lensa kontak sesuai jadwal yang disarankan
Ada orang yang berbuat hemat dengan memakai lensa kontak lebih lama daripada yang dimaksudkan.

Ini bukanlah hal yang baik.

Meskipun kualitas lensanya tidak akan berkurang, tumpukan protein dapat menghaburkan penglihtan anda.

Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah, semangkin lama anda memakai lensa kontak anda, semangkin tinggi resiko mata anda terkena infeksi.
(Kesehatan Mata, 2009).